MAKALAH
Sejarah
Olahraga
“Peran Olahraga Dalam
Pengembangan Disiplin dan Kerja Sama”

Agung Wijaya Budiman
Ince Irma Dj.
Irfandi
Muh. Reza Nugraha
Muh. Afdal Mubaraq
Muh. Farid Kurniawan
Muh. Idris
Muh. Taufiq Hidayat
IKOR B 2013
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FIK UNM
KATA
PENGANTAR
Assalamualikum
Wr. Wb
Segala puji hanyalah milik Allah
tuhan semesta alam atas ilmu dan nikmat sehat yang telah diberikan sehingga
makalah ini dapat kami susun dengan tanpa hambatan, shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita mampu
meneladaninya Amiin...
Pendidikan adalah gerbang menuju
ilmu pengetahuan dan merupakan faktor terpenting untuk mencetak generasi muda
yang cerdas dan berkarakter dan setiap manusia memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan, itulah deskripsi dari makalah yang kami beri judul
“PERAN OLAHRAGA DALAM PENGEMBANGAN DISIPLIN DAN KERJA SAMA”
Makalah ini kami susun dengan tujuan
untuk mengetahui dan memahami bagaimana peran olahraga dalam pengembangan nilai
disiplin dan nilai kerja keras.
Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan motivasi sekaligus menambah wawasan untuk saya pribadi khususnya
dan untuk para pembaca. Tidak lupa juga kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah
maupun kosa kata yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa indonesia yang baik
dan benar. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami
untuk kedepannya.
Penyusun
Kelompok II
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah investasi masa depan. Melalui pendidikan maka
mental dan karakter dapat terbangun. Hal tersebut seiring dengan pepatah dalam
dunia olahraga, “Men Sana in Corpora Sanno” yaitu didalam tubuh yang kuat akan
terdapat jiwa yang sehat pula. Falsafah tersebut menggambarkan bahwa dalam
rangka peningkatan kualitas hidup baik secara batiniah dan kualitas kerja
jasmaniah, pencapaian sehat bugar sangat dibutuhkan. Dalam situasi tersebut,
olahraga merupakan media pendidikan yang seharusnya dan selayaknya menjadi
pilar keselarasan serta keseimbangan hidup sehat dan harmonis. Olahraga
merupakan pilar penting karena jiwa fairplay, disiplin, kerjasama, sportivitas,
team work, dan nasionalisme dapat dibangun melalui olahraga. Melalui aktivitas olahraga kita banyak
mendapatkan hal-hal yang positif. Olahraga bukan sekedar kegiatan yang
berorientasi kepada faktor fisik belaka, olahraga juga dapat melatih sikap dan
mental kita. Pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan salah satunya melalui
olahraga. Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas
sekaligus merekatkan persatuan bangsa. Atas dasar tersebut, semua komponen
bangsa harus memberikan andil dalam memajukan olahraga nasional. “secara
normatif dan sebagaimana telah hampir dapat diterima oleh umumnya kita
sekalian, pembentukan karakter bangsa merupakan hal yang amat penting bagi
generasi muda dan bahkan menentukan nasib bangsa dimasa yang akan datang.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, mengembangkan potensi diri dan dapat membentuk pribadi yang
bertanggung jawab, cerdas dan kreatif” (Irwan Prayitno : 2008).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian nilai disiplin ?
2. Apa
dan Bagaimanakah jenis-jenis nilai disiplin ?
3. Bagaimanakah
hakekat nilai disiplin ?
4. Apa
yang dimaksud dengan kerjasama ?
5. Apa
makna kerjasama ?
6. Apa
dan bagaimana syarat-syarat dan tahap-tahap kerjasama ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian nilai disiplin dan jenis-jenis nilai disiplin
2. Mengetahui
hakekat nilai disiplin.
3. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan kerjasama dan makna kerjasama.
4. Mengetahui
syarat-syarat dan tahap-tahap kerjasama.
5. Menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah sejarah olahraga.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
DISIPLIN
Disiplin secara etimologi berasal dari
bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan
perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang
artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat
yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang
berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan
tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak
terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun
sosial dan etika dan estetika memberikan definisi yang berbeda-beda.
Secara sederhana disiplin berarti
kontrol penguasaan diri terhadap impuls yang tidak diinginkan atau proses
mengarahkan impuls kepada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai
dampak yang lebih besar. Manifestasi sikap disiplin dapat dilihat dari
kesediaan untuk merespons dan bertindak terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam
bentuk ketentuan, tata tertib, aturan, tatanan hidup atau kaidah tertentu.
Sesuai pengertian tersebut, disiplin berkaitan erat dengan ancaman, hukuman,
pengawasan atau kontrol diri dan proses belajar. Seperti dijelaskan bahwa ”
control, as in connection with dicipline, is likely to he understood to mean
that one person is under the control of another person. However, we also speak
frequently of lacking ability to control him self” (Ellis:1956). Prinsip
mengontrol diri sendiri merupakan hal yang penting dalam disiplin. Atlet yang
menunjukkan kebiasaan selalu menepati ketentuan, peraturan dan nilai-nilai yang
berlaku. Sebaliknya atlet yang tidak bisa mengontrol diri akan sering melakukan
sesuatu yang bertentangan atau melanggar ketentuan dan nilai.
B. JENIS-JENIS
DISIPLIN
Ada dua disiplin, yaitu disiplin semua dan disiplin diri
(self discipline) (Sudibyo setyobroto:1993) :
1.
.Disiplin Semua
Disiplin yang dilakukan atlet dalam salah satu kegiatan hanya karena terpaksa, takut
dihukum, hanya karena diperintah dan tanpa disertai kesadaran, akan dapat
menimbulkan “disiplin semua”. Disiplin semua adalah sikap atlet yang tampaknya
selalu patuh dan menurut perintah,tetapi karena tidak disertai kesendian
psikologis dan tidak disertai kesadaran untuk melakukan perintah-perintah.
2.
Disiplin Diri
Disiplin yang ditanamkan atas dasar kesadaran dapat menumbuhankan disiplin diri
atau self discipline. Disini atlet apabila dikembangkan lebih lanjutkan menimbulkan
pemahaman dan kesadaran yang lebih mendalam untuk mematuhi segala nilai-nilai, norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku. Jadi atlet yang memiliki
disiplin diri sendiri sudah memiliki kesadaran untuk melatih sendri
C. HAKEKAT
DISIPLIN
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal
yang dapat dilatih. pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali
diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat
disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat
menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka
panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab
Berikut ini adalah pengertian dan definisi
disiplin sebagaimana dipaparkan oleh carapedia.com adalah sebagai berikut;
Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata
susila, adab, akhlak, dan kesopanan (Abdullah Sani Bin Yahaya). Disiplin adalah
jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim Rohn). Disiplin merupakan latihan yang
diberikan kepada murid supaya mereka bertindak sesuai dengan peraturan di
rumah, sekolah, dan masyarakat (Mizan Adiliah). Disiplin adalah beraneka aturan
yang menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu masyarakat agar dapat
melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta terkendali
berdasarkan hukum dalam semua aspek kehidupan (Sukono) Disiplin adalah tata
tertib ( di sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (tata tertib, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Dari pengertian tersebut, difahami bahwa
disiplin merupakan perangkat aturan yang dibuat yang difungsikan
sebagai pedoman, petunjuk, dan pegangan yang digunakan selama proses
kegiatan yang dijalankan dalam suatu lingkungan. Peraturan yang dibuat dan
disepakati atau disetujui oleh anggota yang ada pada lingkungan tersebut dengan
tujuan tercapainya visi dan misi atau kondisi yang menjadi harapan dari
masyarakat/anggota lingkungan tersebut. Peraturan yang dibuat seyogyanya merupakan
inspirasi dan idea dari anggota yang memiliki perspektif yang sama mengenai
visi dan misinya. Dengan demikian disiplin menjembatani masyarakat/anggota
suatu lingkungan kepada sasaran dan harapan mereka.
Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan
disiplin sebagai sebuah proses yang harus ditempuh sebagaimana diringkas oleh
carapedia.com berikut ini;
Disiplin merupakan hasil belajar dan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan behavioral (Toto Asmara). Disiplin
merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain
(Tim Penulis Grasindo). Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter,
yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan
ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu (Andrias Harefa).
Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan kelas yang teratur, program
studi yang sitematik, serta cara penetapan peraturan atau hukuman (R. F.
Olivia).
Dari beberapa definisi tersebut dapat
difahami bahwa disiplin adalah serangkaian pelatihan atau pembiasaan yang untuk
meningkatknya kemampuan aspek kognitif, afektif dan behavioral serta
pengendalian diri yang menjadi habit dalam kehidupan.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa
disiplin merupakan potensi diri siswa yang perlu diekflor dalam proses
pembelajaran yang berlangsung.sebagaiman dipaparkan oleh carapedia.com berikut;
Disiplin merupakan salah satu aspek
perkembangan seorang individu yang berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau
memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa merusak harga diri
anak (Euis Sunarti).
Disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban
(Priodarminto:1999). Sedangkan menurut, Disiplin merupakan kepatuhan untuk
menghormati dan melaksanakan suatu yang mengharuskan orang untuk tunduk pada
keputusan, perintah, atau aturan yang berlaku. Dengan kata lain disiplin adalah
kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan
(Rasdiansyah:2003). Wikipedia Bahasa Indonesia menyatakan behwa disiplin
merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai nilai yang dipercaya termasuk
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan memberikan definisi dan kriteria disiplin sebagai
berikut;
Disiplin adalah tingkat konsistensi dan
konsekunsi seseorang terhadap komitmen atau kesepatan bersama yang berhubungan
dengan tujuan yang akan dicapai. Disiplin pernting bagi perkembangan kebutuhan-kebutuhan
tertentu antara lain; 1) memberi rasa aman dan memberitahu apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dilakukan 2). Sebagai pendorong ego yang mendorong anak
mencapai yang diharapkan darinya, 3) anak belajar menafsirkan, bahwa pujian
sebagai tanda rasa kasih sayang dan penerimaan, 4) memungkinkan hidup menurut
standar yang disetujui kelompok siswa dan 5) membantu anak mengembangkan hati
nurani, suara hati, memembimbing dalam mengambil keputusan dan pengembangan
tingkah laku.
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional
menyebutkan;
“makna kata disiplin dapat dipahami dalam
kaitannya dengan ‘latihan yang memperkuat’, ‘koreksi dan sanksi’, ‘kendali atau
terciptanya ketertiban dan keteraturan’, dan‘sistem aturan tata laku”.
Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan pada
pikiran dan watak untuk menghasilkaan kendali diri, dan kebiasaan untuk
patuh.
Definisi yang disebutkan oleh Lembaga
Ketahanan Nasional menitik beratkan pada fungsi keberadaan disiplin. Disiplin
berarti suatu aturan yang difungsikan sebagai latihan bagi anak untuk
memperkuat kemampuannya dalam mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan
nyata khususnya dalam kehidupan masyarakat sekolah. Disiplin diadakan untuk
menjadi koreksi atas apa yang telah menjadi prilaku bagi siswa sekaligus
menjadi sanksi atas kekeliruan atau kesalahan yang telah diperbuatnya. Demikian
pula disiplin memegang peranan sebagai kendali untuk terciptanya ketertiban
dan keteraturan. Bahkan disiplin merupakan suatu sistem aturan tata laku yang
saling berkaitan antara satu aturan dengan aturan yang lainnya yang memiliki
hubungan erat dengan pembelajaran etika dan moral anak. Disiplin yang
diterapkan dengan latihan yang difungsikan untuk memperkuat, terutama
ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkaan kendali diri, dan
kebiasaan untuk patuh. Disiplin dalam kaitannya dengan koreksi,
dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku sesuka hati. Begitu pula di
lingkungan keluarga. Disiplin perlu diajarkan kepada anak sejak kecil oleh orang
tuanya. Anak yang dididik disiplin, perlu mendapatkan perlakuan yang sesuai
/ sepatutnya bagi orang yang belajar. Apabila anak telah mengetahui
kegunaan dari disiplin, maka siswa sebagai manifestasi dari tindakan disiplin
akan timbul dari kesadarannya sendiri, bukan merupakan suatu keterpaksaan atau
paksaan dari orang lain. Sehingga siswa akan berlaku tertib dan teratur dalam
belajar baik di sekolah maupun di rumah. Dan
akan menghasilkan suatu sistem aturan tata laku. Dimana siswa
selalu terikat kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan dengan
lingkungan sekolahnya dan lingkungan keluarganya. Suatu hal yang menjadi titik
tolak dalam disiplin adalah sikap dan tindakan yang senantiasa taat dan mau
melaksanakan keteraturan dalam suatu peraturan atau tata tertib yang ada.
Menurut Gerakan Disiplin Nasional
menyatakan “disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dantata tertib
manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin
disini berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan
perilaku”
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur
Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah “sikap mental yang
tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat
berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan
Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”
Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S.
Susanto juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi,
maka disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1. Disiplin yang bersifat positif.
2. Disiplin yang bersifat negatif.
Penanaman
diri harus dilandasi pengertian pokok mengenai disiplin, yang intinya
menanamkan kepatuhan yang disadarkan atas pemahaman dan kesadaran, serta rasa
tanggung jawab, serta kesanggupan menguasai diri dan lebih mengutamakan orang
lain.
Disiplin
“self control “ adalah disiplin yang tumbuh karena kesadaran dan penguasaan
diri, jadi mengawasi kemungkinan tindakan penyeleweng pada diri sendri.Secara
bertahap menumbuhkan disiplin atlet, dapat dimulai dengan menumbuhkan disiplin
“under control”, yaitu disiplin dengan pengawasan dari luar, yang dilakukan
oleh pelatih dan petugas, yaitu disiplin yang didasarkan atas penguasaan
diri untuk tidak melanggar ketentuan dan peraturan, sesudah memiliki pemahaman
dan kesadaran akhirnya atlet disebut akan penuh pada norma-norma.
Disiplin
bukan sikap yang dibawa sejak lahir, meskipun sifat-sifat kepribadian sejak
lahir juga akan ikut menentukan. Disiplin latihan merupakan salah satu aspek
psikologis yang sangat penting bagi atlet. Menurut Sudibjo, disiplin seseorang
terlihat dari kesediaan untuk mereaksi dan bertindak terhadap nilai-nilai yang
berlaku. Disiplin latihan atlet adalah kesadaran dan ketaatan atlet terhadap
ketentuan-ketentuan dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan latihan.
D. PENGERTIAN
KERJA SAMA
Secara etimologi kerjasama berasal dari bahasa Inggris “Cooperation” yang memiliki
arti yang sama yakni kerjasama. Kerjasama merupakan kegiatan bersama antara dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. kerjasama kemudian berkembang
dengan munculnya pengertian-pengertian baru yang lebih kontemporer sesuai
dengan pergerakan zaman. Kerjasama pada masa lalu identik dalam usaha
perdagangan, pada masa sekarang kerjasama menyentuh semua bidang. Baik ekonomi,
sosial, maupun politik.
Salah satu situs (References) menjabarkan
kerjasama ke dalam beberapa dimensi pengertian, diantaranya:
·
Suatu tindakan untuk mencapai tujuan
atau keuntungan bersama
·
Bantuan yang diberikan oleh orang lain
maupun organisasi, kelompok, atau negara lain
·
Adanya keinginan untuk memiliki hubungan
kerjasama antar kelompok
Kerjasama bisa berupa pemberian bantuan maupun saling memberikan bantuan hal ini bertujuan untuk
mempererat rasa persaudaraan. Selain dilakukan oleh perseorangan maupun
kelompok tertentu, kerjasama juga dilakukan antar negara. Hal ini berkenaan
dengan hubungan diplomatik untuk menjaga perdamaian dunia secara lebih global.
Menurut beberapa pandangan ilmu
tertentu, kerjasama juga memiliki definisi yang beragam hal ini berkenaan
dengan bidang tertentu. Dimana kerjasama menghasilkan pencapaian hasil pada
segi bidang yang dituju, diantaranya:
·
Berdasarkan ilmu ekonomi, kerjasama
diartikan sebagai hubungan antar individu untuk mendapatkan hasil produksi,
pemasaran, serta pembelian untuk mendapatkan keuntungan bersama.
·
Berdasarkan ilmu sosiologi, diartikan
sebagai segala aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bersama
antar pihak terkait.
·
Berdasarkan ilmu ekologi, diartikan
sebagai kegiatan bersama yang saling menguntungkan antar organisme dalam
cakupan wilayah tertentu.
Selain diartikan dari sudut pandang
berbagai ilmu, kerjasama juga memiliki beberapa definisi yang diberikan oleh
para ahli. Hal ini memungkinkan terbentuknya pola pemikiran yang matang akan prosedur
suatu hubungan kerjasama, agar bisa saling menguntungkan. Sebab hubungan
kerjasama sejatinya adalah mendapatkan keuntungan yang bisa dirasakan oleh
semua pihak yang melakukan hubungan tersebut. Sehingga apabila salah satu pihak
merasa dirugikan maka hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan dasar
pengertian kerjasama itu sendiri.
E. MAKNA KERJA SAMA
Kerjasama atau kooperasi (cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus
kepentingan bersama dan tujuan bersama (polak, M.
1985). Kerjasama dan
pertentangan merupakan dua sifat yang dapat dijumpai dalam seluruh proses sosial dimasyarakat, diantara person dengan person, kelompok dengan kelompok, dan kelompok
dengan person.
Pada umumnya kerjasama menganjurkan persahabatan, akan tetapi kerjasama dapat
dilakukan diantara dua pihak yang tidak bersahabat, atau bahkan bertentangan.
Kerjasama atau kooperasi diantara dua pihak yang bertentangan dinamakan “antagoniccooperation”, merupakan suatu kombinasi yang amat produktif dalam masyarakat
modern. Sifat ketergantugan manusia memungkinkan dan mengharuskan setiap insan/kelompoksocial untuk selalu berinteraksi dengan orang lain atau kelompok lain. Hubungan
dengan pihak lain
yang dilaksanakan dalam suatu hubungan yang bermakna adalah
hubungan kerjasama.
F. SYARAT-SYARAT KERJA SAMA
Pencapaian kerja sama menurut persyaratan tertentu yang harus dipengaruhi oleh anggotayang terlibat.Syarat-syarat tersebut adalah :
1.
Kepentingan yang sama
2.
Keadilan
3.
Saling pengertian
4.
Tujuan yang sama
5.
Saling membantu
6.
Saling melayani
7.
Tanggung jawab
8.
Penghargaan
9.
Kompromi
G. JENIS KERJA SAMA
Pola kerjasama ditinjau dari kedudukan atau status pelaku kerja sama, dapatdiklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Kerjasama setara, yaitubentuk kerja sama yang terjadi antar orang yang mempunyai posisi
yang sama.
2.
Kerjasama tak setara, yaitu pola kerja sama yang terjadi antar orang yang berbeda
namun kedua pihak sling membutuhkan untuk kepentingan masing-masing.
Kerjasama ditinjau dari proses kerjanya dapat dibedakan
dalam tiga jenis, yaitu :
a.
Kerjasama berkawanan ko-aksi yaitu
kerjasama yang dilakukan oleh yang memiliki pekerjaan sama, mereka berkumpul
untuk menambah kesenangan kerja.
b.
Kerjasama suplementer yaitu
kerjasama yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang sama, namun tak dapat dilakukan
sendiri.
c.
Kerjasama berdifferensiasi yaitu kerjasama
yang dilakukan melalui pembagian kerja secara teratur, pekerjaan terbagi-bagi
tidak sama.
H. TAHAP-TAHAP KERJASAMA
a.
Menyendiri (bekerja sendiri)
b.
Mengamati dan mengenal lingkungan.
c.
Merasa tertarik dan mengadakan penyesuaian diri.
d.
Terbuka untuk memberi dan menerima.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel”
yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut
mengalami perubahan menjadi ‘disipline” yang artinya kepatuhan atau
yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa
disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti
latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat.
Menurut Sudibyo setyobroto (1993) ada dua disiplin, yaitu disiplin semua dan disiplin diri (self
discipline).
Secara
etimologi kerjasama berasal dari bahasa inggris “cooperation” yang
memiliki arti yang sama yakni kerjasama. Kerjasama merupakan kegiatan bersama
antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. Kerjasama pada
masa lalu identik dalam usaha perdagangan, pada masa sekarang kerjasama
menyentuh semua bidang. Baik ekonomi, sosial, maupun politik. Tahap - tahap kerjasama adalah sebagai berikut :
•
Menyendiri (bekerja sendiri)
•
Mengamati dan mengenal lingkungan.
•
Merasa tertarik dan mengadakan penyesuaian diri.
•
Terbuka untuk memberi dan menerima.
b.
Saran
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan
mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pendidikankepelatihan.blogspot.com/2008/12/disiplin-dan-penguasaan-diri.html